Powered By Blogger

Sunday, August 7, 2011

Tahapan Berteater


 TAHAP LATIHAN BERTEATER

 1.        Membuat Schedule, Jadwal/Rencana Kerja Pementasa yang berlaku bagi semua.
2.        Konferensi Meja Bundar, menentuka langkah-langkah dalam latihan
3.        Latihan Membaca (Reading Rehersal), memperlancar Pronounciation Pemain
4.        Latihan Blocking, melatih penempatan diri dalam memainkan sebuah Drama
5.        Latihan Pembentukan Peran
6.        Latihan Tekhnis, dikhususkan bagi Kru Pementasan
7.        Latihan Kostum (Dress Rehersal)
8.        Latihan menghaluskan (Polishing Rehersal), difungsikan untuk menghaluskan dan memperindah apa-apa yang belum sempurna.
Dari kesemuanya Tahap Latihan tersebut sangat Mutlak diperlukan Bagi semua yang terkait dalam sebuah Pementasan Drama atau Teater.
        Untuk mewujudkan hal yang demikian sangat diperlukan sebuah Kesabaran dan Kekuatan yang amat tinggi bagi semua Anggota Komunitas Teater. Tidak ada Kata Tidak Bisa dalam diri manusia, karena Kodrat Manusia diciptakan oleh Allah sudah dalam keadaan sempurna dan Pintar. Sekali lagi Manjaddah Wajadah, Dimana ada kemauan disitu Pasti ada jalan. Maju Terus Pantang Mundur. Mari kita buktikan Bahwa Kita Bisa menjadi yang terbaik bagi Diri Sendiri maupun Orang lain dalam Lingkungan Komunitas Teater Lembayung Khususnya dan dalam Lingkungan Masyarakat Pada Umumnya. Amiin........ !

Bersama dalam Satu Jejak & Langkah menuju Seribu Makna............ !

 RANGKAIAN JENIS TEATER & DRAMA

 Jenis Drama Berdasarkan Isinya dibagi menjadi 3 Yaitu, (1) TRAGEDI  (2) KOMEDI    (3) DRAMATIA

Pertumbuhan Jenis Teater :
1.        Teater Rakyat yang berorientasi kepada Kehidupan Rakyat
2.        Teater Tradisional berorientasi kepada Cerita Klasik
3.        Teater Komedi Bangsawan Berorientasi Kepada Cerita/Kehidupan Bangsawan (Istana)
4.        Teater Garapan Baru dan Sosiodrama Berorientasi kepada Kehidupan Masa Kini

Jenis Teater berdasarkan Sifatnya  :
1. Teater Murni   : Penonton datang untuk menikmati Pertunjukan, bukan karena Ceritanya (misalnya :                             Wayang)
2. Teater Aktor   : Cerita dan Akting berdasarkan Improvisasi aktor
3. Teater Penonton  : Ada kontak langsung antara Aktor dengan Penonton. Batas antara panggung &     Realita Kabur

1.  Teater Alam   : Panggung dan alam menjadi Satu
2.  Sendratari      : Diikuti gerak tari dan Nyanyian
3.  Operetta        : Drama yang diikuti nyanyian.

Jenis Drama Berdasarkan Tempat Penampilan :
1.        Drama Radio atau Televisi
      2.        Drama Pentas            - Tradisional           - Modern      - Garapan Baru
3.        Drama Arena
4.        Sosiodrama dalam Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB)

UNSUR TEATER & DRAMA


Seni Teater  = Seni Pentas  adalah Suatu Seni tentang Penatalaksanaan Pementasan suatu Cerita atau Karya Seni yang lain, yang meliputi Penggarapan terhadap Unsur-Unsur : Pelaku, Naskah, Pentas, Sutradara, Kostum dan Perlengkapan Pentas. Seni Teater “Merupakan Kombinasi atau Kesatuan dari Semu Unsur Seni dalam Pementasan.”
UNSUR TEATER               :
1.        Pelaku                       4.  Sutradara
2.        Naskah                      5.  Kostum
3.        Pentas                       6.  Perlengkapan Pentas (Property)

UNSUR DRAMA                :                                              
1.  Plot              (Rangka Cerita)                          UNSUR POKOK SENI DRAMA    :
2.  Character      (Perwatakan)                              1. Lakon
3.  Diction          (Diksi  =  Bahasa Drama)          2. Pemain
4.  Thought        (Ide, Gagasan, Tema)                 3. Tempat
5.  Song            (Nyanyian)                                  4. Penonton
6. Spectacle       (Perlengkapan)

2 Unsur Pokok dalam Lakon adalah Plot dan Karakterisasi
Kesemuanya itu harus dipahami dan dimengerti Bagi Semua orang yang mendalami Seni ini.

 AKTING & TEKHNIK ACTING

Akting adalah Segaloa Gerak/Perbuatan yang dilakukan oleh para pelaku (mimik, Pantomimik, dialog) dan segala kejadian yang menggambarkan Situasi, termasuk Ilustrasi Suara.
Jadi Akting itu sendiri terdiri dari 5 Unsur:
1. Mimik            : Ekspresi Wajah (Perubahan Raut Muka/wajah)
2. Pantomimik    : Gerakan-gerakan Tubuh
3. Dialog            : Pembicaraan dengan lawan main
1.  Penggambaran Situasi (Keadaan)
2.  Illustrasi Suara (Backing Vokal & Backing Music)

Dari Lima unsur akting tersebut yang perlu dipahami betul-betul adalah macam-macam gerakan, diantaranya :
1. Movement      : Perpindahan Tempat Pemain dari suatu tempat ketempat lain
2. Gestures        : Gerakan2 benar yaitu dengan lengan dan kaki
3. Busines         : Gerakan2 kecil yaitu dengan tangan, jari dan kepala
4. Gait               : Gerakan / Cara Berjalan
Dalam Hal ini Tujuan Akting itu Sendiri adalah “To Be a Character” yaitu menjadi Peran / Mengekspresikan suatu Perwatakan.

        Tekhnik Akting ada 2 yaitu Presentational : Realistis  dan Representational : Non Realistis.
Yang paling terbaik adalah tekhnik yang paling Efektif, yang berhasil mengekspresikan Intent (Maksud/Ide) Penulis, Intent Adegan dan Intent Karaktor.

ASPEK ACTING & TEKHNIK BERACTING


Aspek – Aspek Akting         :
1.        Aspek Interpretasi yaitu bagaimana Aktor (Pemain) menafsirkan peran yang dibawakan   melalui pemahaman Script penulis.
2.        Aspek Eksekusi yaitu Bagaimana Aktor (Pemain memilih tekhnik Akting) dan Bagaimana Aktor (Pemain) menyiapkan alat-alat atau perlengkapannya serta Bagaimana Aktor (Pemain) berkreasi dalam Perannya.
Tekhnik Beracting            :
1.        Metode “tindak Lahir” (Eksternal Action)                6. Unity (Kesatuan)
2.        Magic If                                                                     7. Harmony (Penyesuaian)
3.        Imajinasi                                                                    8. Tempo Irama
4.        Konsentrasi                                                                9. Super Obyektif
5.        Emosional Memori (Kenangan Empsional)            10. Kebenaran dan Keyakinan

Prinsip Akting  :
1. Order (Tertib)                 : Tidak Kabur, Disiplin & Tidak Sembarangan (awut-awutan)
2. Harmony and Balance    : Tidak menonjolkan salah satu aspek (Ofer Acting)
    Aspek disini adalah        : Fisik, Emosi, Personal, Psikis, Intelek dan alami
3. Unity (Kesatuan)            : Harus ada Kesatuan dan Keutuhan antara Ide Penulis, Sutradara dg Aktor
4. Selective dan Control     : Aktor (Pemain) harus dapat memilih Aktingnya mana yang Penting &    
                                               mana yg tidak
          Akting yang tidak terkontrol akan mengakibatkan
1.        Over Acting                               3. Nelodramatic Acting                                7. Kecerobohan
2.        Underacting                               4. Bombastis                                                 8. Kekaburan

KETERANGAN TEKHNIK BERACTING

 1.    Dengan Metode Tindak Lahir (Eksternal Action) tiap akting yang dilakukan oleh Aktor harus diketahui lebih dulu Motifnya (Dasar dan Tujuan) untuk menghasilkan Akting yang bagus, baik, wajar dan tepat.
2.      Magic If berarti Kemampuan Mengandaikan. Pengandaian dikembalikan lagi kepada setiap Aktor (Pemain)
3.     Imajinasi berarti Daya kemampuan menggambarkan atau membayangkan sesuatu yang tidak ada.
4.     Konsentrasi berarti memusatkan Perhatian. Dengan menggunakan “Magic Cirele” Konsentrasi pada hal, benda yang ada dalam suatu lingkaran Imajiner).
5.     Emosional Memori berarti mengingat-ingat/mengenang kembali pengalaman atau kejadian-kejadian yang pernah dialami sendiri kira-kira sama atau serupa.
6.     Dengan UNITY dimaksudkan bahwa antar aktor adalah satu. Tidak dibenarkan hanya mengurusi dirinya sendiri saja.
7.     Harmony berarti setiap Aktor harus berusaha dapat menyesuaikan dirinya dengan Peran atau perwatakan yang dibawakan (menghayati/menjiwai).
8.     “Tempo Irama” berarti tiap akting harus ada iramanya (Wajar, Luwes dan Fleksibel).
9.     “Super Obyektif”  berarti tiap aktor (pemain) harus tahu apa yang sedang memegang peranan penting dalam suatu adegan yang sedang berlangsung.
10.   Yang dimaksud dengan Kebenaran dan Keyakinan ialah tiap aktor (Pemain) harus yakin akan peran yang dibawakan.
 

KETERANGAN AKTOR YANG BAIK

Pemain / Aktor yang baik apabila  :
1.        Berakting Wajar, Relax dan Flexibel
2.        Menjiwai/Menghayati Perannya
3.        Aktingnya mempunyai Motif
4.        Trampil dan Kreatif
5.        Mengesankan (Dapat meyakinkan Penonton)
6.        Tidak merasa kalau sedang disorotpublik/Penonton

Catatan : Pengertian “Wajar” dalam hal ini meliputi :
1.        Sikap/Gerak atau perbuatan (tidak Canggung, tidak kaku, tidak Over Acting atau tidak dibuat-buat)
2.        Dialog Mengena (tidak dibuat-buat)
3.        Vokal Harus Jelas
4.        Penggambaran Watak (Karakterisasi) Tepat
5.        Ekspresi Wajah Wajar / Meyakinkan
6.        Dapat memanfatkan Segala Property dan situasi pentas dengan Baik

Trik untuk menjadi Aktor yang baik :
1.        Latihan-latihan yang Kontinyu, tertib dan disiplin
2.        Pengetahuan tentang, Ilmu Teater, Ilmu Jiwa, Agama yang diyakini, Apresiasi terhadap Seni Sastra, seni suara, seni musik dan seni Tari.
3.        Kemampuan dan Ketrampilan berbahasa dengan baik dan benar
4.        Mengerti dan Paham tentang Sejarah Budaya, Sosiologi dan Ethionologi.

STUDI PEMENTASAN BAGI CALON AKTOR


Untuk dapat berakting dengan baik diatas panggung/pentas, kita harus sering melatih diri dengan “Latihan Konsentrasi” (pemusatan Perhatian) yang serius, Intensif dan Mendetail.
Macam-macam Konsentrasi :
1.        Konsentrasi Organik dan ini memerlukan Latihan Dasar yang meliputi :
a.  Indra Penglihatan, dengan melihat, memandang dan memperhatikan Suatu Obyek tertentu
b.  Indera Pendengar, dengan mendengarkan rangsangan tertentu dari luar
c.  Indra Peraba, dengan latihan menjamah obyek tertentu merasakan dengan tangan, kaki & jari.
d.  Indera Pencium, dengan mencium obyek tertentu dan membedakannya
e.  Indera Perasa, dengan lidah belajar merasakan rasa apapun.
2.        Konsentrasi dan Gerakan, dalam melatih ini hal yang perlu diperhatikan adalah :
a.        Pemusatan Perhatian Organik
b.        Konsentrasi atas Rangsangan dari Luar
c.        Latihan Cermin (menirukan setiap Gerakan atau Perbuatan orang lain).
d.        Latihan Indera Pendengar
3.        Gerakan Otot yang berimbang, yaitu gearakan diatas pentas yang dilakukan dalam kesadaran dengan jumlah Energi yang seimbang dalam memanifestasikan Kewajaran Ekspresi.
4.        Latihan Daya Imajinasi, diperlukan untuk mematangkan Perwatakan atau karakterisasi dalam membawakan peran yang akan ditampilkan. Latihan Daya imajinasi ini harus dipupuk dan dilatih dengan sebaik mungkin untuk memunculkan suatu Karakterisasi yang kuat dan mengesankan.

Maksud, Tujuan & Fungsi Teater


 SEKAPUR SIRIH BERTEATER

 Teater berasal dari Istilah TEATRON dari Bahasa YUNANI yang berarti :
1.        Pada Jaman Yunani berarti Upacara Persembahan (Pusat Area)
2.        Pada Jamam Romawi berarti Pusat Gelanggang Pertunjukan (Arena/Gelanggang Pertarungan)
3.        Jaman Modern/Masa Kini, Teater berarti :
a.        Arena Pusat dari segala Pertunjukan
b.        Panggung Pusat Pertuinjukan (didalam Gedung)
c.        Gedung Pertunjukan
d.        Tempat untuk mementaskan Drama
e.        Tempat Untuk memutar Drama dalam Film (misalnya : Gajah Mada Teater)
Dari situlah kalau ada tempatnya pasti ada isinya. Isinya yang dimaksud disini adalah Dramanya itu sendiri.
        Kehidupan “Seni Drama” diIndonesia sudah barang tentu tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan Sastra Indonesia. Jadi perkembangan Kesusasteraan Indonesia, Perkembangan Seni Drama sejalan dengan Perkembangan Kesusasteraan itu sendiri.
        Oleh Sebab itu Konsepsi tentang Seni Drama sebagai Suatu Seni Pentas pada hakekatnya adalah suatu Karya Sastra yang dituangkan kedalam LAKON yang sering disebut sebagai “Naskah Drama”. Dengan demikian Drama adalah sebagai Teater apabila suatu Cerita/naskah kisah kehidupan Manusia itu disusun untuk dipertunjukkan oleh para pelaku dengan perbuatan diatas Pentas dan ditonton oleh Publik (Penonton).
        Dan para pelaku inilah nantinya yang akan dituntut lebih banyak untuk melakukan sebuah Akting. Dan Akting ini harus benar-benar dilakukan sesuai dengan yang diminta pada Naskah Drama.

MAKSUD DAN TUJUAN PENDIDIKAN TEATER

         Tujuan Utama Pendidikan Seni TEATER dalam Lingkungan Pendidikan Formal adalah “Untuk memberikan Bekal Pengalaman ESTETIS sebagai Imbangan Pengetahuan INTELEKTUALITAS yang diperolehnya sehingga mereka akan tumbuh menjadi Pribadi yang utuh kelak dikemudian hari.”
Dengan pengalaman ESTETIS dalam pelajaran Seni Teater tersebut akan membantu mempertajam Kepekaan Rasa Estetisnya siswa sehingga mereka mampu meningkatkan hakekat manusiawinya sebagai suatu Pribadi yang mandiri.

        Selain itu Tujuan Pendidikan Seni Teater adalah “Melatih Para Siswa dalam Kebersamaan suatu Kegiatan dengan Kegiatan lainnya sehingga Kreativitas masing-masing Individunya akan muncul dengan sendirinya dalam Kegiatan tersebut.”
Sedangkan Kreatifitas itu sendiri adalah suatu Proses untuk memecahkan masalah dengan jawaban yang didasarkan pada Pengalaman, Pengetahuan dan Pemahaman para Pelakunya sendiri. Jadi Pengetahuan Seni TEATER dan Ketrampilan Tekhnis Seni TEATER adalah Sarana untuk meningkatkan Kadar “Kepekaan Terhadap Rasa Keindahan dalam diri Siswa.”

        Tujuan Pendidikan Seni Teater yang tersusun dalam KURIKULUM Pendidikan Kesenian adalah  :
1.        Siswa Mampu memiliki Pengetahuan dan Pengertian Dasar Lanjutan tentang Kesenian serta dapat memperkembangkan Pengetahuan dan Pengertian dikemudian hari.
2.        Siswa dapat memiliki, mengagumi dan mempunyai APRESIASI serta ORIENTASI tentang Karya Seni di Indonesia.
3.        Siswa Mampu memiliki Ketrampilan dalam Bidang Seni sesuai Perkembangannnya dalam Peradaban Manusia.
Sedangkan Tujuan INSTRUKSIONALNYA adalah  :
1.        Siswa mengenal TEATER dan Karya Sastra dalam Bentuk Lakon.
2.        Siswa Mengenal Perkembangan Seni Drama/Teater di Indonesia.
3.        Siswa dapat Mengenal Bentuk Drama.
4.        Siswa Memiliki Kepekaan terhadap Unsur-Unsur Keindahan dalam Seni teater yang diambil dari Unsur-Unsur Keindahan Alam Semesta Ciptaan Allah SWT.
5.        Siswa dapat berpartisipasi Aktif dalam Proses Penciptaan TEATER.
6.        Siswa dapat Mengenal, Memahami, Menguasai Ketrampilan, Menikmati, Mengetahui Perkembangan dan Mampu Memahami Hakekat Seni yang sesungguhnya.

Dan Tujuan INSTRUKSIONAL UMUM dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.        Siswa  Mengenal dan Memahami,
2.        Siswa Menguasai Ketrampilan,
3.        Siswa Mampu menikmati,
4.        Siswa Mengetahui Perkembangan,
5.        Siswa Memahami Hakekat Seni yang Sesungguhnya.

FUNGSI PENDIDIKAN TEATER

         Pendidikan Seni Teater ditekankan pada Pengetahuan tentang Proses Berteater Saja, yang hanya merupakan alat dan Bukan Tujuan. Dalam hal ini Teater akan memberikan Pendidikan tentang Bagaimana :
1.        Membentuk Kepribadian dan Perwatakan Pelakunya.
2.        Memupuk Kepercayaan pada diri sendiri Guna menuju pada Kemandirian Hidup
3.        Belajar Bekerjasama dengan Orang Lain
4.        Belajar Bekerja secara Kolektif
5.        Memupuk Ketrampilan dalam menggunakan Bahasa Indonesia
6.        Memupuk Ketrampilan dalam Mengutarakan Pikiran, Ide/Gagasan yang didahului dengan melakukan Observasi / Pengamatan / Penelitian.
7.        Mengembangkan Kepekaan Rasa Keindahan (Apresiasi Estetik)
8.        Menghargai (Mengapresiasi) Hasil Karya Seni
9.        Belajar Berorganisasi dan Memimpin Kegiatan
10.      Belajar Menjadi Manajer (Pemimpin)
Dengan Demikian Seni TEATER sebagai Salah Satu bentuk Kesenian, memiliki Fungsi sebagai Media Pendidikan untuk Bidang lain.  Sifat Seni Teater yang berwujud Permainan dapat menggambarkan Perwatakan Manusia dan Mempermasalahkan Konflik Kehidupan Manusia yang ada. Dilihat dari Sudut Pendidikan Kepribadian dan Perwatakan, Bekal Pengetahuan Seni Teater yang dimiliki siswa mampu membuat siswa tidak Canggung dalam menghadapi Pergaulan dalam Hidup bermasyarakat. Meraka dapat bergaul, dapat berbicara lancar dalam mengemukakan Pendapatnya.