Powered By Blogger

Wednesday, September 12, 2012

Cari Saudara

OSIS DAN TEATER LEMBAYUNG MENCARI SAUDARA BARU DI SMP MUTU





   PAGUYUBAN SENI & BUDAYA

                      
TEATER LEMBAYUNG
       (Lembaran Baru Yang Unggul)
   SMP MUHAMMADIYAH 7 GRESIK



BOEAT  KAMOE – KAMOE, COWOK’n Cewek
Yang  GEmar  akan  tantangan :

SANGGUP DAN BERANI TAMPIL DIMUKA UMUM
BeRkEpRiBaDiAn BaIk, KrEaTiF, UlEt, InOvAtIf dan SaBaR
PuNyA MoTiVaSi & TuJuAn, ReLa BeRjUaNg & BeRaMaL
HoBby AkAn BeRkReAsI, BeRsEnI & BeRbUdAyA, AcTiNg, Musikalisasi PuIsI, VoKaLiK, BerMuSiK Etnik , Band  dll.






Belajar Sambil Berdo’a, Berusaha Sambil Beramal, Bersaudara Sambil Bersedekah, Berkreasi Sambil Berprestasi, Berupaya Sambil Beribadah Guna Menata Masa Depan Bahagia.

Ajeg, Dedeg, Jumeneng,
          Anggayuh Gegayutaning GUSTI,
                            Ingkang Moho Welas ASIH.


 
 
Informasi Lebih Jelas & Akurat Hubungi Bp. Setiyo Hadi, S.Pd ( Pembina Teater )

Monday, September 10, 2012

Ragam KSRN


Ragam Karya Seni Rupa Nusantara

I. SENI RUPA NUSANTARA
Pengertian dari seni Nusantara adalah beragam bentuk kesenian yang tumbuh dan berkembang di masing-masing daerah yang ada di seluruh wilayah Indonesia.  Ragam bentuk kesenian Nusantara tumbuh sebagai hasil olah budaya masyarakat yang hidup disuatu wilayah sesuai dengan adat istiadat dan kondisi lingkungannya.  Dari sekian banyak bentuk kesenian yang berkembang, salah satunya adalah bentuk karya seni rupa.
Bentuk karya seni rupa setiap daerah tidak sama, semua mempunyai ciri khas yang berbeda dengan daerah lain.  Hal ini dikarenakan karya seni rupa yang dihasilkan merupakan bentuk pengolahan gagasan, teknik, media maupun keahlian dari masyarakat yang mem-buatnya.
Meskipun bentuknya sangat beragam, kalian masih dapat menikmati keindahan dari beragam bentuk karya seni rupa daerah tersebut.  Mengapa ?  Karena seni mempunyai bebe-rapa sifat sebagai berikut :
a. Kreatif
Kemampuan untuk mengubah atau membuat sesuatu yang belum pernah ada.
b. Individu / kelompok
Ciri khas yang melekat pada sebuah karya yang membedakannya dengan hasil karya orang lain atau kelompok masyarakat lain.
c. Perasaan
Penciptaan seni selalu melibatkan emosi, ekspresi dan perasaan.
d. Abadi
Keindahan atau kesan yang disampaikan sipencipta karya akan diterima oleh orang yang melihat atau mendengarnya.  Hal ini akan bertahan dalam waktu yang lama tergantung pada keindahan yang dihasilkan.
e. Umum
Tidak mengenal batasan wilayah.  Seni dapat diterima secara umum oleh segala bangsa, bahasa berlaku sepanjang waktu.
Berdasarkan dimensinya
Karya seni rupa dibedakan menjadi dua yaitu karya 2 dimensi dan karya 3 dimensi.  Pengertian dimensi adalah ukuran yang meliputi panjang, lebar dan tinggi atau volume. Karya seni yang mempunyai tiga ukuran disebut karya 3 dimensional atau tri matra, sedangkan karya seni yang hanya mempunyai dua ukuran yaitu panjang dan lebar disebut karya seni 2 dimensional.
Berdasarkan Kegunaannya
Karya seni yang dihasilkan manusia tidak semata-mata untuk keindahan saja, tetapi beberapa diantaranya dibuat untuk digunakan sebagai kebutuhan atau kelengkapan hidup.  Sehingga karya seni dibedakan menjadi dua yaitu karya seni rupa murni dan karya seni rupa terapan.
a.       Aplied art / Useful Art (Seni Terapan)
Yaitu karya seni yang dibuat selain untuk segi keindahan juga digunakan sebagai alat kebutuhan sehari-hari.  Dapat dikatakan, karya seni ini mempunyai fungsi ganda.  Contohnya : meja, kursi, sepatu, arsitektur bangunan, gerabah dan sebagainya.
b.      Pure Art / Fine Art  (Seni Murni)
Yaitu karya seni yang dibuat hanya untuk kebutuhan batin saja.  Pembuatannya hanya bertujuan untuk pemenuhan rasa keindahan dan kebutuhan ekspresi seniman saja.  Contohnya : lukisan dan patung karya para seniman.
II. MEDIA SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI
Peralatan dan bahan yang digunakan dalam pembuatan karya seni sering disebut dengan media.  Dengan menggunakan sarana atau media yang tepat, kalian dapat menuangkan ide atau gagasan sesuai dengan ekspresi dari dalam diri untuk membuat sebuah karya seni yang baik.   Untuk itu, sebelum belajar membuat karya yang baik harus memahami terlebih dulu mengenai bermacam media, sifat dan cara menggunakan serta teknik pembuatan karya.
Karya seni dapat tercipta melalui tiga jenis media yaitu media suara, gerak dan rupa atau gabungan ketiganya.  Namun pada materi ini, hanya dibahas mengenai media rupa saja.
a. Media karya 2 dimensi
Yaitu media yang digunakan untuk pembuatan karya seni dua dimensi.  Beberapa diantaranya adalah :
1. Pensil
Jenis pensil dibedakan berdasarkan tingkat kekerasan atau kehitaman karbonnya.  Untuk pensil berkode B menandakan jenis pensil lunak dan hitam.
Terdiri dari kode B, 2B, 3B sampai 6B, sangat tepat digunakan untuk media menggambar.
Untuk pensil berkode H menandakan jenis pensil keras.  Terdiri dari kode H, 2H, 3H sampai 6H, sering digunakan untuk menggambar proyeksi
2. Pensil Arang (Contee)
Terbuat dari sejenis arang halus dan biasa digunakan untuk menggambar potret.  Sifatnya hitam pekat dan agak sulit dihapus.
3. Pastel dan Crayon
Dua jenis media ini secara fisik bentuknya hampir sama, sehingga kalian seringkali kali keliru ketika membelinya tetapi sifat dan bahannya tidak sama.  Pastel (Oil Pastel) terbuat dari bahan kapur halus yang dicampur tepung warna  dan berbasis minyak. Jejak warnanya yang dihasilkan pastel sangat tajam dan kuat serta mempunyai daya lekat  yang baik pada kertas.  Sedangkan Crayon terbuat dari bahan kaolin (lilin) dengan tepung warna sehingga terlihat lebih mengkilap dan keras.
4. Pena
Alat gambar yang digunakan untuk media tinta.  Terbuat dari logam dengan ujung yang bermacam-macam bentuk dan ukurannya.
5. Tinta Bak
Dikenal juga dengan sebutan tinta Cina.  Warnanya hitam pekat dan tidak luntur jika kena air.  Kemasan tinta bak ini ada yang berbentuk cairan dalam botol dan berbentuk balok-balok kecil (dicairkan dulu sebelum digunakan).
6. Cat
Bahan pewarna ini dibedakan berdasarkan basis pengencernya, yaitu :
a)      Cat air  (barbasis air)
Jenisnya ada 2 yaitu water colour yang bersifat transparan dan poster colour yang bersifat plakat.
b)      Cat Minyak (barbasis minyak)
Jenis cat ini biasa digunakan untuk melukis diatas kain atau kanvas.  Sifatnya tidak mudah kering dan warnanya tahan lama.
7. Kuas
Alat yang digunakan untuk mengoleskan cat keatas kertas atau kanvas. Ukuran bulunya ditandai dengan nomor kode yang tertulis pada gagang kuas.  Untuk jenis kuas cat air, bulunya halus dan bentuknya meruncing ketika dicelupkan ke dalam air.  Jenis kuas cat minyak, bulunya lebih kasar.
b. Media karya 3 dimensi
Media yang digunakan dalam berkarya seni 3 dimensi sangat beragam, diantaranya :
1.      Bahan Lunak
Contohnya  ; tanah liat, bubur kertas, bubur semen, lilin, bubur gips dan lain-lain
2.      Bahan Keras
Contohnya ; kayu, batu, marmer, logam dam sebagainya.
III. TEKNIK BERKARYA SENI RUPA
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, masing-masing daerah di Nusantara mempunyai bahan atau media yang berbeda sesuai dengan lingkungannya.  Hal ini juga berlaku pada  teknik pembuatan karya seni rupanya, meskipun secara umum semua teknik yang digunakan terdapat kemiripannya, seperti beberapa teknik berikut ini :
a.       Karya seni rupa 2 dimensi :
-          Untuk menggambar atau melukis digunakan teknik garis (linier), aquarel, pointilis, plakat, arsir atau dussel.
-          Untuk grafis digunakan teknik cetak saring (sablon)
-          Untuk seni batik menggunakan teknik tutup-celup
b.      Karya seni rupa 3 dimensi :
-          Untuk patung digunakan teknik pahat, butsir, cor, cetak-tuang, anyaman, las sambung dan sebagainya.

Seni Batik

I. PENGERTIAN DAN FUNGSINYA
Membatik merupakan kegiatan berkarya seni menggunakan bahan lilin yang dipanaskan dan menggunakan alat canting atau kuas untuk membuat pola gambar atau motif yang dioleskan di atas selembar kain.  Teknik pewarnaannya menggunakan teknik tutup celup.  Karya seni batik ini merupakan salah satu seni terapan Nusantara yang menjadi ciri khas kebanggaan bangsa Indonesia.
Sekarang ini, teknik membatik sudah lebih berkembang.  Membatik tidak saja menggunakan alat canting tetapi sudah menggunakan jenis peralatan lain seperti kuas dan cap (printing).  Maka karya seni batik kemudian dibedakan menjadi :
a. Karya seni Batik Tulis
Menggunakan alat tradisional berupa canting dengan teknik yang lebih sederhana.
b. Karya seni Batik Cap (printing)

Menggunakan alat modern  dengan teknik yang lebih bebas dan  kreatif. Berdasarkan fungsinya, seni membatik dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Fungsi Praktis
Kain Batik dipergunakan sebagai bahan sandang untuk pakaian, sarung bantal, taplak meja dan sebagainya.
b. Fungsi Estetis
Kain dengan motif batik dapat dipergunakan sebagai karya seni hias atau lukisan.
II. POLA BATIK
Gambar-gambar yang digunakan dalam membatik biasanya menggunakan ragam hias.  Untuk karya seni batik tradisional selalu menggunakan ragam hias tertentu yang telah lama diterapkan secara turun-temurun sejak jaman dulu.  Ragam hias tersebut mempunyai makna atau simbolik tertentu.  Namun saat ini sudah banyak dijumpai ragam hias batik dengan pola kreasi yang lebih bebas.
Pola Hias merupakan unsur dasar yang dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam mendesain  sebuah hiasan
Motif Hias merupakan pokok pikiran dan bentuk dasar dalam ragam hias, meliputi bentuk manusia, alam, tumbuhan dan hewan.
Ragam hias adalah bentuk susunan pola hias dari satu atau lebih motif hias dengan kaidah estetik tertentu sehingga menghasilkan bentuk yang  indah
Ragam hias dibedakan menjadi tiga yaitu :
a.       Motif geometris (pilin ganda, swastika, tumpal)
b.      Motif non geometris (manusia, tumbuhan, hewan)
c.       Motif benda mati (air, awan, batu, gunung, matahari)
(Untuk lebih jelasnya mengenai jenis dan bentuk motif, kalian dapat membuka kembali materi Ragam Hias kelas VII)
III. BAHAN DAN PERALATAN MEMBATIK
a. Bahan yang diperlukan :
Bahan utamanya adalah kain mori/ sutera, lilin (malam), soda api dan pewarna.
Jenis kain katun merupakan jenis kain yang disarankan dan sangat baik menyerap warnanya. Sedangkan kain sutera lebih halus dan harganya tentu saja lebih mahal.  Gunakan ukuran kain yang akan dibatik sesuai kebutuhan.
Lilin yang digunakan untuk membatik bermacam-macam, seperti :
-          Lilin putih
-          Lilin kuning
-          Lilin hitam
ketiganya dibuat dari minyak latung buatan pabrik
-          Lilin tawon yang dibuat dari sarang lebah
dan sebagainya
Pewarnya yang digunakan untuk membatik dapat menggunakan pewarna modern buatan pabrik seperti Napthol, Indigosol dan Remasol atau berasal dari alam seperti :
-          Warna hijau dari daun-daunan (daun kepyar)
-          Warna merah dari  daun jati muda
-          Warna kuning dari kunyit (kunir) yang dicampur dengan kapur sirih
b. Alat yang digunakan
Peralatan tradisional yang masih sering digunakan adalah canting, kuas, wajan, kompor, gawangan, dandang besar, sarung tangan dan setrika.
Canting merupakan alat pokok yang digunakan untuk menuliskan lilin cair di atas kain.  Alat ini terbuat dari tembaga dengan tangkai kayu.  Badan canting digunakan untuk mengambil dan menampung lilin cair dan carat (pipa kecil diujung badan canting) digunakan sebagai jalan keluarnya lilin cair.
Berdasarkan fungsinya dibedakan :
-          Canting reng-rengan (untuk membuat desain awal)
-          Canting isen (untuk mengisi bidang yang sudah dibuat polanya)
Berdasarkan ukurannya dibedakan :
-          Canting kecil
-          Canting sedang
-          Canting besar
Berdasarkan jumlah caratnya dibedakan :
-          Canting cecekan (bercarat tunggal)
-          Canting loron (bercarat dua)
-          Canting telon (bercarat tiga)
Wajan digunakan sebagai wadah lilin yang dipanaskan diatas kompor
Kompor digunakan untuk memanaskan lilin
Gawangan terbuat dari kayu atau bambu digunakan untuk membentangkan kain sehingga mempermudah menuliskan lilin menggunakan canting
Sarung tangan digunakan untuk pelindung tangan pada saat proses pewarnaan
Dandang besar digunakan untuk mencelup kain yang telah selesai dibatik dalam proses pewarnaan dan pelarutan lilin
Sterika digunakan untuk menghilangkan sisa lilin yang masih menempel dengan cara menyetrika kain batik dengan kertas koran diatasnya sehingga lilin akan menempel ke kertas
IV. PROSES MEMBATIK
Langkah-langkah dalam proses membatik yaitu :
a.       Membuat desain pada kertas terlebih dulu atau langsung pada kain.
b.      Persiapan alat dan mencairkan lilin dalam wajan
c.       Lilin cair diambil menggunakan canting dan dioleskan ke atas kain sesuai dengan gambar yang sudah dibuat
d.      Setelah selesai kain dicelupkan ke dandang berisi pewarna dilanjutkan dicelup ke dalam larutan garam lalu bilas
e.       Jika ingin menggunakan warna kedua, maka :
f.       Ulangi langkah ketiga untuk menutup kain yang dikehendaki tetap pada warna pertama
g.      Setelah itu kain dicelupkan ke dandang berisi pewarna kedua dilanjutkan dicelup ke dalam larutan garam lalu bilas
h.      Jika ingin menggunakan warna ketiga, maka :
i.        Ulangi langkah ketiga untuk menutup kain yang dikehendaki tetap pada warna kedua
j.        Setelah itu kain dicelupkan ke dandang berisi pewarna ketiga dilanjutkan dicelup ke dalam larutan garam lalu bilas
k.      Setelah selesai, masukkan kain ke dalam dandang berisi larutan soda api untuk melarutkan lilin yang menempel di kain.
l.        Bilas lalu dijemur (diangin-anginkan) di tempat teduh tidak langsung dibawah sinar matahari.
SENI UKIR

Menggambar Illustrasi

I. PENGERTIAN DAN FUNGSINYA
Kata Illustrasi yang bahasa Inggrisnya “Illustration” ternyata berasal dari bahasa Latin “Illustrare” yang berarti membuat terang (menjelaskan).  Selain fungsi dasarnya menjelaskan sesuatu (bacaan), gambar illustrasi juga berfungsi sebagai penghias yang memperindah tampilan.
Gambar illustrasi sering disamakan dengan gambar bercerita.  Pernyataan ini sering dikaitkan dengan bentuk lukisan tradisional khas Bali atau lukisan wayang beber yang bercorak dekoratif dengan unsur cerita didalam lukisannya. Hal ini dikarenakan keduanya sama-sama menggunakan unsur cerita.  Lukisan dan gambar illustrasi hanya dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan penempatannya.  Gambar illustrasi lebih ditekankan pada fungsinya sebagai penjelas, penghias dan pelengkap suatu bacaan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat gambar illustrasi antara lain :
1.     Gambar sesuai dengan cerita atau tema pokok.
2.      Menonjolkan obyek utama.
3.      Memiliki ciri-ciri tersendiri (karakter).
4.      Menarik dan sederhana.
5.      Mudah dipahami (komunikatif).
6.      Adanya latar belakang / gambar pelengkap.
7.      Menggunakan media yang tepat.
Tujuan atau sifat pokok (Primer) pembuatan gambar illustrasi adalah komunikatif, artinya dengan gambar illustrasi yang menjelaskan teks bacaan, maka pembaca akan lebih memahami isinya.
Sifat ini berkaitan dengan penempatan gambar illustrasi pada buku-buku pelajaran, koran, komik dan sebagainya.  Sedangkan tujuan sekunder gambar illus-trasi adalah sebagai penghias tampilan seperti hiasan sampul, pengisi bidang-bidang yang masih kosong, penunjuk atau pengantar suatu artikel.
Namun demikian dalam perkembangannya, gambar illustrasi sekarang dapat berdiri sendiri menjadi sebuah karya seni rupa 2 dimensi terlepas dari fungsinya sebagai sarana menjelaskan sebuah cerita.  Orang-orang yang berprofesi sebagai pembuat gambar illustrasi disebut dengan Illustrator.
Beberapa tokoh illustrator Indonesia yang karyanya dimuat di media cetak antara  lain :
v  Majalah Horison                = Zaini, Sri Widodo, Hardi
v  Majalah Tempo                  = S. Prinka
v  Majalah Varia                    = Delsy Samsumar
v  Majalah Intisari                 = Henk Ngantung
v  Majalah Aktual                  = Dedi Suardi
v  Majalah Bobo                    = Cahyono, Adi Permadi
v  Majalah Kuncung              = Damarto, Mulyadi W.
v  Koran Kompas                  = G. M. Sidharta
v  Koran Suara Merdeka       = Prie G.S. Gunawan
II. UNSUR GAMBAR ILLUSTRASI
a. Gambar Manusia
Sebelum dapat menggambar obyek manusia, kalian harus memahami terlebih dahulu anatomi (bentuk tubuh) dan proporsi (perbandingan) manusia dengan baik. Anatomi adalah kedudukan struktur tulang dan otot yang menentukan besar kecil, cekung cembung tubuh manusia.  Proporsi adalah perbandingan bagian perbagian dengan keseluruhan.
Hal ini untuk mengetahui berapa perbandingan ukuran kepala dengan tubuh, berapa panjang lengan atas dibandingkan lengan bawah, berapa ukuran lebar bahu dibandingkan tinggi badang dan sebagainya.  Begitu juga pemahaman bagaimana bentuk jari, tangan, hidung, mata, kaki dan anggota tubuh yang lain.
Secara umum proporsi tubuh manusia adalah :
v  Tinggi manusia dewasa (Indonesia)          = 7 x tinggi kepalanya
v  Tinggi manusia dewasa (Barat)                 = 7 ½  x tinggi kepalanya
v  Tinggi manusia dewasa (Superhero)         = 8 x tinggi kepalanya
v  Tinggi anak-anak usia 10 tahun                 = 6 x tinggi kepalanya
v  Tinggi anak-anak usia 5 tahun                   = 5 x tinggi kepalanya
v  Tinggi balita usia 1 tahun              = 4 x tinggi kepalanya
v  Bahu pria lebih lebar daripada bahu perempuan
v  Panjang telapak tangan sama dengan lebar wajah
v  Panjang telapak kaki sama dengan tinggi wajah
v  Letak mata setengah tinggi wajah
v  Panjang mata seperlima lebar wajah
v  Letak cuping hidung ditengah-tengah antara letak mata dan dagu
v  Letak bibir ditengah-tengah antara cuping hidung dan dagu
v  Panjang telinga sebatas tinggi mata dengan cuping hidung
dan seterusnya kalian dapat lebih memahami dengan gambar berikut :
b. Gambar Binatang
Hampir sama dengan menggambar manusia, menggambar binatang juga harus menguasai dulu anatomi dan proporsinya.  Banyaknya jumlah dan jenis binatang yang ada, maka obyek ini dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu :
1.      Binatang Darat
Yaitu kelompok binatang yang hidup di darat baik berkaki dua maupun berkaki empat seperti kuda, kerbau, ayam, itik dan sebagainya.
2.      Binatang Air
Yaitu kelompok binatang yang hidup di air seperti ikan, penyu, lumba-lumba, buaya dan sebagainya.
3.      Binatang Udara
Yaitu kelompok binatang yang hidup di darat tetapi aktifitas hidupnya banyak menggunakan sayap untuk terbang seperti burung, kupu-kupu, lebah dan sebagainya.
c. Gambar Tumbuhan
Menggambar tumbuhan tidak harus selalu sama mirip dengan obyeknya, karena seringkali illustrasi menggunakan gambar tumbuhan ini hanya sekedar pengisi kekosongan saja.  Illustrasi jenis ini tidak memerlukan detil yang lengkap, namun tetap saja perlu diperhatikan bentuk dasarnya supaya tidak kelihatan janggal.
Pada dasarnya bentuk tumbuhan dapat dibedakan apakah jenis tumbuhan berbatang atau tidak, bercabang atau tidak dan jenis tumbuhan rumpun atau berdiri sendiri dan sebagainya.  Perlu diperhatikan juga bahwa setiap jenis tumbuhan mempunyai ciri-ciri atau karakter tertentu yang berbeda dengan jenis lain, baik pada bentuk batang, daun, bunga maupun buahnya.
d. Gambar Alam Benda
Benda-benda yang biasa digunakan sebagai obyek dalam menggambar illustrasi terbagi dalam dua bentuk dasar yaitu bentuk kubistis dan silindris.
III. MEDIA ILLUSTRASI
Media diartikan sebagai bahan atau peralatan yang dibutuhkan.  Dalam menggambar illustrasi tidak dibutuhkan peralatan khusus.  Berdasarkan medianya, peralatan menggambar illustrasi dibedakan menjadi dua yaitu media hitam putih dan media warna.
Yang termasuk media hitam putih antara lain pensil, pena, trek pen, spidol, kuas dan tinta bak.  Sedangkan media pewarna antara lain :
a.   Pensil  / spidol warna
b.   Pastel dan crayon
c.    Cat Air (berbasis air)
1.      Water colour bersifat Transparan (tembus pandang)
2.      Poster Colour bersifat Non transparan
(tidak tembus pandang /opaque)
d.   Cat Minyak (berbasis minyak)
IV. CORAK GAMBAR ILLUSTRASI
a. Realis
Realis artinya gambar illustrasi dibuat dengan bentuk obyek yang mirip dengan aslinya atau sesuai dengan kenyataan.  Baik secara anatomi maupun proporsinya
b. Karikatural / kartun
Karikatur dan kartun adalah gambar illustrasi yang bentuk obyeknya dilebih-lebihkan atau mengalami perubahan (deformasi).  Perbedaannya terletak pada tujuan pembuatan, yaitu karikatur bertujuan untuk memberikan kritik atau sindiran secara halus, sedangkan kartun lebih ditekankan pada penampilan obyek yang aneh dan lucu dengan tujuan menghibur.
c. Dekoratif
Obyek yang digunakan dalam gambar illustrasi corak dekoratif sudah mengalami penggayaan (stilasi) yaitu perubahan bentuk dengan cara menambah atau mengurangi garisnya tanpa meninggalkan bentuk obyek aslinya.
d. Ekspresionis
Gambar illustrasi dengan bentuk ini lebih menekankan pada ekspresi pembuatnya.  Ketrampilan si pembuat serta teknik yang digunakan sangat menentukan hasil akhir gambar illustrasi ini.  Biasanya banyak dijumpai pada jenis illustrsasi pada karya sastra.

Materi Kelas VII

Pengertian Seni

I. SENI DAN KEINDAHAN

Pengertian seni sampai sekarang masih terus berubah mengikuti perkembangan jaman.  Sejak dulu para tokoh dan seniman membuat definisi tentang seni tetapi kesemuanya tidak dapat membuat batasan yang tepat. Beberapa pengertian seni diantaranya, menurut :

- Pengertian kata seni kita ambil dari Inggris art, yang berakar pada kata Latin ars, yang berarti: ketrampilan yang diperoleh melalui pengalaman, pengamatan atau proses belajar.

Dari akar kata ini kemudian berkembang pengertian berkarya seni sebagai berikut:    penggunaan ketrampilan dan imajinasi secara kreatif dalam menghasilkan benda-benda estetis

- Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni mempunyai pengertian  :
(1) halus, kecil dan halus, tipis dan halus, lembut dan enak didengar, mungil dan elok ; 
(2) keahlian membuat karya yang bermutu; 
(3) kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi (luar biasa) ; orang 
     yang berkesanggupan luar biasa.

Masih banyak lagi pendapat dan definisi yang diberikan oleh para ahli mengenai seni yang dapat di-simpulkan sebagai berikut :

*  Kecakapan membuat (menciptakan) sesuatu yang elok-elok atau indah.
*  Sesuatu karya yang dibuat (diciptakan) dengan kecakapan yang luar biasa seperti sajak, 
    lukisan, ukiran-ukiran dsb.
*  Seni menghasilkan karya yang estetis dan memiliki makna simbolik

Dengan kata lain seni atau kesenian berarti :
Satu ekspresi, gagasan atau perasaan manusia yang diwujudkan melalui pola kelakukan yang menghasilkan karya yang bersifat estetis dan bermakna.

a. Cabang Seni
Secara umum seni terbagi menjadi empat cabang yaitu seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater atau drama.  Perbedaan yang terdapat pada keempat cabang seni ter-sebut adalah media yang digunakan, yaitu :
1.      Seni Rupa menggunakan media melalui unsur-unsur seni rupa seperti titik, garis,  
         bidang, bentuk, warna, tekstur dan gelap terang.
2.      Seni Musik menggunakan media melalui suara yang dihasilkan oleh manusia atau  
         alat  tertentu.
3.      Seni Tari menggunakan media gerak tubuh manusia.
4.      Seni Teater  atau Drama menggunakan media gerak tubuh, suara dan rupa.

Seni Rupa adalah sebuah konsep atau  nama untuk salah satu cabang seni yang bentuknya terdiri atas unsur-unsur rupa yaitu: garis, bidang, bentuk, tekstur, ruang dan warna. Unsur-unsur rupa tersebut tersusun menjadi satu dalam sebuah pola tertentu. Bentuk karya seni rupa merupakan keseluruhan unsur-unsur rupa yang tersusun dalam sebuah struktur atau komposisi yang bermakna.

Karya seni rupa dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1.      Karya seni rupa dua dimensi
Karya seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang hanya memiliki dimensi panjang dan lebar atau karya yang hanya dapat dilihat dari satu arah pandang saja. Contohnya, seni lukis, seni grafis, seni ilustrasi, relief dan sebagainya.

2.      Karya seni rupa tiga dimensi.
Karya seni rupa tiga dimensi adalah karya seni rupa yang memiliki dimensi panjang, lebar dan tinggi, atau karya yang memiliki volume dan menempati ruang. Contoh : seni patung, seni kriya, seni keramik, seni arsitektur dan berbagai desain produk.

b. Fungsi Seni
Sejak jaman prasejarah, kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari seni. Nenek moyang kalian membuat lukisan primitif pada dinding-dinding goa tempat tinggalnya, membuat perkakas, perhiasan dari tulang binatang buruan atau menari-nari disekeliling api unggun sambil menyanyi dalam upacara ritual dan sebagainya. Hal itu sebagai usaha mengungkapkan ekspresi yang dirasakan dengan kegiatan tersebut.
Di zaman modern, perkembangan seni semakin tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seni telah disadari keberadaannya. Sehingga perkembangan manusia dalam menciptakan dan menggunakan seni semakin dapat dirasakan.  Pada perkembangan selanjutnya, manusia telah menciptakan karya seni yang berdaya guna dalam kehidupan mereka

Berdasarkan kegunaannya, karya seni rupa dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Aplied Art (seni pakai atau terapan)
Seni Terapan atau seni pakai (applied art) adalah karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan praktis. Contoh seni terapan yaitu:arsitektur, poster, keramik, baju, sepatu, dan lain-lain. Dalam pembuatan seni pakai biasanya faktor kegunaan lebih diutamakan daripada faktor keindahan atau artistiknya. Membuat karya seni terapan tampak lebih sulit dibandingkan karya seni murni. Hal itu mungkin karena membuat karya seni murni terasa lebih bebas dibanding membuat karya seni terapan karena tidak memperhitungkan fungsi.

2. Pure Art (seni murni atau seni indah)
Seni murni adalah karya seni rupa yang dibuat semata-mata untuk memenuhi kebutuhan artistik. Orang mencipta karya seni murni umumnya berfungsi sebagai sarana untuk mengekspresikan cita rasa estetik. Kebebasan berekspresi dalam seni murni sangat diutamakan. Yang tergolong dalam seni murni yaitu: seni lukis, seni patung, seni grafis dan sebagian seni kerajinan.

Berdasarkan fungsinya dalam memenuhi kebutuhan manusia, seni dibagi menjadi beberapa kelompok :
1. Fungsi Individual
Manusia terdiri dari unsur fisik dan psikis. Salah satu unsur psikis adalah emosi. Maka fungsi individual ini dibagi menjadi fungsi fisik dan fungsi emosi.
a. Fisik
Fungsi ini banyak dipenuhi melalui seni pakai yang berhubungan dengan fisik, seperti; busana, perabot, rumah alat transportasi dan sebagainya.
b. Emosional
Fungsi ini dipenuhi melalui seni murni, baik dari senimannya maupun dari pengamat atau konsumennya. Contoh: lukisan, patung, film dan sebagainya.

2. Fungsi Sosial
Fungsi sosial artinya dapat dinikmati dan bermanfaat bagi kepentingan orang banyak dalam waktu relative bersamaan. Fungsi ini dikelompokkan dalam beberapa bidang :
a. Rekreasi / hiburan
Seni dapat digunakan sebagai sarana untuk melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan. Contoh: film, komedi, tempat rekreasi dan sebagainya.
b. Komunikasi
Seni dapat digunakan untuk mengkomunikan sesuatu seperti pesan, kritik, kebijakan, gagasan, dan produk kepada orang banyak. Contoh: iklan, poster, spanduk, dan lain-lain.
c. Edukasi / Pendidikan
Pendidikan juga memanfaatkan seni sebagai sarana penunjangnya, contoh; gambar ilustrasi pada buku pelajaran, poster ilmiah, foto dan sebagainya.
d. Religi / Keagamaan
Karya seni dapat dijadikan ciri atau pesan keagamaan. Contohnya; kaligrafi, arsitektur tempat ibadah, busana keagamaan dan sebagainya.

c. Unsur Seni Rupa
Karya seni rupa 2 dimensi akan menjadi sebuah karya yang baik jika dapat memenuhi 7 (tujuh) unsur seni rupa berikut :
1.      Garis
2.      Bidang
3.      Ruang
4.      Warna
5.      Tekstur
6.      Bentuk
7.      Gelap Terang (cahaya)

GARIS
Garis adalah unsur seni rupa yang paling sederhana tetapi penting dalam penampilan estetik.
Garis selalu dapat diamati secara visual pada tiap benda alam dan pada hasil karya seni rupa. Dalam hal ini dibedakan antara garis alamiah dan garis yang diciptakan (sengaja maupun tidak sengaja).

Contoh:
Garis alamiah :  garis cakrawala di alam yang dapat dilihat sebagai batas antara permukaan laut dan langit.
Garis yang diciptakan :
Pada gambar ilustrasi, garis hitam sengaja dibuat untuk menciptakan bentuk dan sosok (figur). -disengaja.
Garis yang timbul karena diciptakannya dua bidang dengan warna atau barik (tekstur) yang berbeda. -tidak disengaja.

Fungsi garis:
1.      Untuk memberikan representasi atau citra struktur, bentuk dan bidang. Garis ini 
         sering disebut garis blabar (garis kontur) berfungsi sebagai batas/ tepi
2.      Untuk menekankan nilai ekspresi seperti nilai gerak atau dinamika (movement), 
         nilai irama (rhythm) dan nilai arah (direction). Garis ini disebut juga garis grafis.
3.      Untuk memberikan kesan matra (dimensi) dan kesan barik (tekstur). Garis ini sering 
         disebut garis arsir atau garis tekstur. Garis tekstur lebih bisa dihayati dengan jalan 
         meraba.

Sifat garis:
1.      Sifat garis menunjuk adanya beberapa jenis garis, seperti:
2.      Garis lurus vertikal dan horizontal yang dapat mengungkapkan kesan tertentu, seperti 
         tenang, statis atau stabil.
3.      Garis putus yang dapat mengungkapkan kesan gerak dan gelisah.
4.      Garis silang atau diagonal yang dapat mengungkapkan kesan gerak, tegang dan 
         ragu.
5.      Garis lengkung yang dapat mengungkapkan kesan lamban, irama dan santai.

BIDANG
Unsur bidang dalam senirupa adalah perkembangan dari penampilan garis, yaitu perpaduan garis-garis dalam kondisi tertentu. Bidang dapat diamati secara visual pada tiap benda alam dan pada hasil karya senirupa. Dalam hal ini dibedakan antara bidang alamiah dan bidang yang dicipta (sengaja maupun tidak sengaja).
Contoh:
Bidang alamiah :  bidang lapangan atau taman, bidang sawah, bidang langit, bidang laut dsb.
Bidang yang dicipta :  Bidang lukisan, bidang segitiga, bidang lingkaran dsb. -sengaja dibuat
Bidang yang timbul karena pembubuhan warna, cahaya atau barik. -tidak disengaja

Fungsi bidang:
1.      Untuk menekankan nilai ekspresi dan nilai gerak (movement), nilai irama (rhythm
         dan nilai arah (direction).
2.      Untuk memberikan batas dan bentuk serta ruang seperti yang tampak pada 
         bangunan dan patung.
3.      Untuk memberikan kesan trimatra (3 dimensi) yang ditimbulkan oleh batasan 
         panjang, lebar dan tinggi.

Sifat bidang:
1.      Bidang horizontal dan vertikal yang memberikan kesan tenang, statis, stabil dan 
         gerak.
2.      Bidang bundar yang memberikan kesan kadang-kadang stabil, kadang-kadang gerak.
3.      Bidang segitiga yang memberikan kesan statis maupun dinamais.
4.      Bidang bergelombang (cekung dan cembung) yang memberikan kesan irama dan  
         gerak.

RUANG
Ruang sebenarnya tidak dapat dilihat (khayalan), jadi hanya bisa dihayati. Ruang baru dapat dihayati setelah kehadiran benda atau unsur garis dan bidang dalam kekosongan atau kehampaan. Misalnya ruang yang ada disekeliling benda, ruang yang dibatasi oleh bidang dinding rumah, ruang yang terjadi karena garis pembatas pada kertas.
Ruang dapat dihayati di alam dan pada karya senirupa, karenanya dibedakan antara ruang alamiah dan ruang yang diciptakan (disengaja atau tidak disengaja).
Contoh:
Ruang alamiah:
Ruang yang terdapat di alam yang dibatasi oleh benda-benda alam dan karena pengaruh cahaya seperti pada pemandangan alam.
Ruang yang diciptakan :
-          Ruang interior dan eksterior sebuah bangunan yang dapat memberikan suasana yang dikehendaki, seperti sebuah interior mesdjid atau gereja. -disengaja.
-          Ruang yang timbul karena penempatan berbagai warna, jarak gelap terang, seperti pada sebuah lukisan. -tidak disengaja.
Fungsi ruang:
1.      Untuk memberikan kesan trimatra (3 dimensi), seperti kesan kedalaman, jarak dan plastisitas pada sebuah lukisan alam.
2.      Untuk menekankan nilai ekspresi seperti irama, gerak, kepadatan dan kehampaan, seperti pada karya arsitektur dan seni patung.
3.      Untuk memberikan kesan nilai guna (nilai praktis), seperti ruang pada gelas (rongga gelas), ruang pada lemari dsb.
Sifat ruang:
1.      Ruang terbuka atau ruang tak terbatas, yaitu ruang berada di luar/ di sekeliling benda, seperti ruang eksterior bangunan yang dapat memberikan kesan keabadian/ kelanggengan.
2.      Ruang tertutup atau ruang terbatas, yaitu ruang berada dalam batasan benda, seperti ruang interior bangunan atau ruang patung.
3.      Ruang perlambangan, yaitu ruang yang memberikan arti perlambangan kehadiran ruang, seperti pada pernyataan ruang alam kecil (microcosmos) dan ruang alam besar (macrocosmos).
4.      Ruang gelap terang, yaitu ruang yang timbul karena pengaruh cahaya atau karena pembubuhan warna, seperti pada lukisan.

WARNA
Beberapa istilah yang perlu diketahui dalam teori warna diantaranya;
1) Warna Primer, yakni warna dasar atau warna pokok yang tidak dapat diperoleh dari campuran warna lain. Warna primer terdiri dari merah, kuning, dan biru,
2). Warna Sekunder, yaitu warna yang diperoleh dari campuran kedua warna primer, misalnya warna ungu, oranye (jingga) , dan hijau,
3). Warna Tersier, yakni warna yang merupakan hasil percampuran kedua warna sekunder,
4). Warna analogus, yaitu deretan warna yang letaknya berdampingan dalam lingkaran warna, misalnya deretan dari warna ungu menuju warna merah, deretan warna hijau menuju warna kuning, dan lain-lain,
5). Warna komplementer, yakni warna kontras yang letaknya berseberangan dalam lingkaran warna, misalnya, kuning dengan ungu, merah dengan hijau, dan lain-lain.

TEKSTUR
Tekstur adalah unsur senirupa yang memberikan watak/karakter pada permukaan bidang yang dapat dilihat dan diraba.
Tekstur yang dapat dilihat atau diraba pada permukaan bidang dibedakan antara tekstur alamiah dan tekstur buatan.
Tekstur alamiah ialah watak bidang yang tercipta oleh alam, seperti urat kayu atau batu.
Tekstur buatan atau tiruan ialah watak bidang yang dibuat (disebut juga tekstur simulasi), membuat watak kayu pada bidang memberi kesan tekstur dengan cara tehnik gambar tertentu.
Fungsi tekstur :  untuk memberikan watak tertentu pada bidang permukaan yang dapat menimbulkan nilai estetik. Misalnya tekstur dari urat-urat kayu ditonjolkan pada permukaan bidang patung sesuai dengan bentuk patung.

BENTUK
Kata bentuk dalam seni rupa diartikan sebagai wujud yang terdapat di alam dan yang tampak nyata.  Sebagai unsur seni, bentuk hadir sebagai manifestasi fisik dari obyek yang dijiwai yang disebut juga sebagai sosok (dalam bahasa Inggris disebut form). Misalnya membuat bentuk manusia, binatang dsb.
Ada juga bentuk yang hadir karena tidak dijiwai atau secara kebetulan (dalam bahasa Inggris disebut shape) yang dipakai juga dengan kata wujud atau raga.
Fungsi bentuk:
Pada karya senirupa, bentuk diciptakan sesuai dengan kebutuhan praktis, seperti membuat bentuk kursi untuk diduduki. Dalam hal ini bentuk yang dicipta sesuai dengan nilai kegunaannya (functional form).
Bentuk dicipta sebagai ungkapan (bentuk ekspresi), seperti pada lukisan dan patung.
Jenis / sifat bentuk:
1.      Bentuk organik, yaitu bentuk pada karya senirupa yang mengingatkan pada bentuk mahluk hidup, seperti manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan.
2.      Bentuk dwi-matra, yaitu bentuk pada karya senirupa yang terbatas pada bidang, bentuk yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, seperti bentuk pada gambar dan lukisan.
3.      Bentuk tri-matra, yaitu bentuk pada karya senirupa yang memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi, seperti bentuk patung dan bangunan
4.      Bentuk diam dan bergerak (statis dan kinetis) seperti pada patung, mobil dsb.
5.      Bentuk berirama (ritmis) seperti pada bangunan, patung dsb.
6.      Bentuk agung dan abadi (monumental) seperti pada bangunan dan patung.

GELAP TERANG
Cahaya yang dapat memberikan pengaruh pada nilai keindahan karya seni meliputi:
Cahaya alamiah, yaitu cahaya sebagai unsur alam, seperti sinar matahari atau bulan, cahaya petir atau cahaya apai.
Cahaya buatan manusia, seperti cahaya lampu, baterai dan sebagainya.
Pada karya senirupa, cahaya sengaja dihadirkan untuk kepentingan nilai estetis, artinya untuk memperjelas kehadiran unsur-unsur senirupa lainnya. Peralihan dari gelap dan terang adalah upaya untuk mempertegas volume suatu bentuk.
Fungsi gelap terang (value)
1.      Unsur gelap terang (cahaya) pada karya senirupa memberikan nilai ekspresi, misalnya untuk menampilkan kesan dramatis pada lukisan, seperti pada tema peperangan dengan ungkapan gelap terang.
2.      Unsur gelap terang (cahaya) pada karya senirupa memberikan nilai emosi, misalnya cahaya yang membus jendela kaca patri yang menimbulkan suasana khidmat pada interior mesjid atau gereja.
3.      Unsur gelap terang (cahaya) pada karya senirupa memberikan kesan trimatra atau plastis pada benda yang diterpa oleh cahaya seperti pada bangunan dan benda. Dalam hal ini gelap terang (cahaya) dapat memperkuat sifat benda trimatra.

Ragam Seni Rupa Daerah

I. CORAK SENI RUPA NUSANTARA
Bagi kalian yang suka bepergian ke lain kota atau mengunjungi daerah lain, tentu melihat banyak sekali bentuk karya seni yang menjadi ciri khas daerah.  Biasanya benda-benda tersebut dijual sebagai souvenir atau kenang-kenangan bahwa kita pernah mengunjungi tempat itu.  Jika diamati mungkin beberapa karya seni daerah yang kamu lihat mempunyai fungsi yang sama, tetapi coba perhatikan bentuk dan corak ragam yang menghiasinya, tidak ada yang sama setiap daerah.
Pada materi sebelumnya, kalian telah mempelajari bahwa keragaman sosial budaya, alam lingkungan dan masyarakat memunculkan bentuk ungkapan seni yang beranekaragam.  Inilah yang disebut dengan seni rupa daerah, yaitu karya seni rupa yang diciptakan oleh sekelompok masya-rakat di daerah-daerah Nusantara.
Dalam perkembangannya, karya seni rupa daerah ini dapat dikelompokkan ber-dasarkan gaya dan bentuk penyajiannya yaitu :

a. Corak Tradisional
Bentuk karya seni yang bercorak tradisional biasanya selalu menggunakan bentuk-bentuk gambar atau patung dengan motif yang sama.  Karena hanya terdapat pada daerah tertentu dan berbeda dengan daerah lainnya maka hal ini  menjadikan suatu ciri khas ragam hias daerah. Corak ragam hias tradisional daerah ini dapat kalian jumpai sebagai hiasan  (ornamen) benda-benda kerajinan tangan seperti keramik, anyaman, pigura, hiasan rumah, meubel ukir dan lain-lain.
Kehidupan di pedalaman seperti gunung dan hutan memberi pilihan obyek ragam hias yang sering dijumpai seperti buah-buahan, bunga, gunung dan hewan ternak.  Sedangkan bagi masyarakat pesisir pantai akan memilih obyek dan tema ragam hiasnya  dari bentuk-bentuk seperti ikan, ombak, perahu, karang dan sebagainya.
Dengan demikian, meskipun tema dan obyek yang dipilih sama yaitu hewan, tumbuhan dan manusia, masing-masing daerah mempunyai gaya dan bentuk yang berbeda.  Hal ini tergantung pada krea-tifitas masyarakat daerah tersebut.  Misalnya bentuk gambar manusia pada ragam hias Jawa Tengah berbeda dengan bentuk manusia pada ragam hias Irian atau bentuk burung pada ragam hias di Bali berbeda dengan bentuk burung pada ragam hias di Sumatera dan sebagainya.

b. Corak Modern
Perkembangan jaman membawa akibat perubahan pada alam lingkungan dan kehidupan sosial suatu masyarakat.  Termasuk didalamnya perkembangan pada teknik, gagasan maupun gaya penyajian karya seni suatu daerah.  Jenis karya seni maupun pola ragam seni rupa tradisional sedikit demi sedikit berubah, berkembang baik sebagian maupun keseluruhan bentuknya.
Corak modern dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
a. Karya Representatif
Yaitu karya seni rupa yang mengambil obyek alam nyata seperti apa adanya.
b. Karya Dekoratif
Karya seni rupa dengan obyek yang bentuk dan bidangnya sudah mengalami perubahan bentuknya seperti disederhanakan atau digayakan.
c. Karya Abstrak
Disebut juga non representatif karena obyeknya tidak mengambil dari bentuk nyata (khayalan).
Corak tradisional maupun corak modern pada ragam seni rupa nusantara tidak diterapkan pada karya 2 dimensi saja tetapi juga pada karya-karya seni rupa 3 dimensi.  Contohnya pada lukisan, ragam hias batik, keramik, anyaman, kriya dan patung.  Baik pada karya seni rupa murni (pure art) maupun pada karya seni rupa terapan (aplied art).

Menggambar Bentuk

Pada dasarnya menggambar bentuk adalah kegiatan merekam obyek di atas sebidang datar (dua dimensi)  melalui media secara tepat dan mirip sesuai obyeknya dengan memperhatikan bentuk, warna, perspektif, proporsi, komposisi dan bayang-bayang.
Jadi apabila kalian melakukan pengamatan (melihat) benda-benda yang ada disekitar kalian kemudian menggambar atau memindahkan bentuk benda tersebut ke atas bidang datar (kertas) sesuai dengan bentuk, warna, garis maupun sifatnya, maka sudah dapat dikatakan kalian membuat gambar bentuk.
Pada perkembangannya, istilah gambar bentuk hanya ditujukan untuk obyek-obyek dari benda mati yang dikenal dengan still life, sedangkan untuk gambar bentuk dengan obyek manusia dikenal dengan istilah menggambar model.  Menggambar bentuk tidak sama dengan menggambar ekspresi atau menggambar illustrasi karena :
F Menggambar bentuk harus menggunakan obyek yang dilihat secara langsung, tidak boleh hasil imajinasi.
F Menggambar bentuk harus teliti dalam mengamati sehingga gambarnya sesuai seperti apa yang kita lihat ketika menggambar.
F Dalam menggambar bentuk harus membedakan bagian benda yang terkena sinar dan yang tidak (bayangan benda).

I. OBYEK GAMBAR BENTUK
Obyek yang digunakan dalam menggambar bentuk bermacam-macam, namun dapat dikelompokkan menjadi beberapa bentuk dasar, yaitu :
a.       Bentuk Geometris, yaitu obyek-obyek yang mempunyai bentuk beraturan.
  • Bentuk Kubistik
Obyek yang mempunyai bentuk dasar piramida, kubus, balok, prisma dan limas.  Contohnya almari, kulkas, meja, kursi, buku, bangunan rumah, televisi, koper dan sebagainya.
  • Bentuk Silindris
Obyek yang mempunyai bentuk dasar tabung, kerucut.  Contohnya kipas listrik, botol, kendi, topi, pensil, panci, ember dan sebagainya.
  • Bentuk Bola
Obyek yang mempunyai bentuk dasar bola.  Contohnya bola lampu, buah kelapa, buah jeruk dan sebagainya.
b.      Bentuk Non Geometris, yaitu obyek-obyek yang bentuknya tidak beraturan (bukan kubistik, silindris dan bola).  Contohnya sebongkah batu, air, api, sayur-sayuran dan sebagainya.

II. MEDIA MENGGGAMBAR BENTUK
Yang dimaksud dengan media disini adalah bahan dan alat-alat menggambar yang diperlukan dalam menggambar bentuk.
a.       Bahan yang digunakan :
1)      Bidang gambar dapat menggunakan kertas gambar, karton, papan tulis atau benda-benda lainnya yang mempunyai bidang datar.
2)      Pewarna yang biasa digunakan antara lain pastell, crayon, cat air, cat minyak,  pensil konte dan sebagainya
b.      Alat yang digunakan :
Pada dasarnya semua jenis alat gambar dapat kalian gunakan untuk menggambar bentuk diantaranya, pensil, kuas, pena gambar, palet dan tempat air.

III. PRINSIP GAMBAR BENTUK
Untuk dapat membuat gambar bentuk yang baik, kalian harus memperhatikan beberapa prinsip seni rupa (desain).  Karena hal ini bertujuan agar gambar yang kalian buat sesuai dan mirip dengan bentuk aslinya.  Prinsip seni rupa yang dimaksud adalah perspektif, komposisi, proporsi dan bayang-bayang.

a. Perspektif
Dengan menerapkan prinsip perspektif maka gambar yang dibuat akan memunculkan kesan keruangan (kedalaman) dan obyek yang digambar sesuai dengan apa yang terlihat.  Hal ini seperti pengertian perspektif yaitu menggambar sesuai pandangan mata (prospectiva dalam bahasa Italia berarti pandangan).
Dengan demikian gambar yang dibuat harus sesuai dengan yang kalian lihat, benda yang dekat digambar lebih besar dibandingkan benda yang letaknya jauh atau benda yang jauh warnanya lebih pudar dibandingkan dengan benda yang dekat letaknya.  Hal ini sudah dirumuskan dalam

HUKUM PERSPEKTIF :
1.      Letak Garis horison pada bidang gambar menunjukkan letak benda terhadap tinggi mata orang yang menggambar.
2.      Titik-titik  Hilang selalu terletak pada garis Horison
3.      Semua garis yang sejajar dengan tanah digambar sejajar dengan garis horison
4.      Semua garis sejajar yang mengarah ke garis horison akan bertemu di satu titik pada garis horison.
5.      Semua garis yang tegak lurus dengan tanah tetap digambar tegak lurus dengan garis horison.
6.      Warna benda makin jauh makin pucat (pudar)
7.      Bidang bulat akan terlihat atau digambar menjadi bentuk elips.
Istilah-istilah dalam gambar perspektif antara lain :

Garis Horison (GH) , yaitu garis maya batas antara bidang langit dan tanah. Disebut juga cakrawala yang menjadi ukuran tinggi mata penggambar pada bidang gambar.

Titik Hilang (TH), yaitu titik pertemuan semua garis atau bidang yang mengarah dan menghilang pada garis horison.  Semua titik atau benda yang semakin jauh dari pandangan akan menghilang pada titik hilang ini.

Aliran Seni Rupa

Materi Seni Rupa Kelas IX
ALIRAN-ALIRAN DALAM SENI RUPA
Keragaman seni memiliki variasi baik dalam bentuk maupun dalam gaya dan aliran seni. Gaya dan aliran dalam seni sering ditafsirkan secara kurang benar atau kadang-kadang kebalikannya, artinya gaya ditafsirkan sebagai aliran dan sebaliknya aliran ditafsirkan sebagai gaya. Gaya, corak atau langgam ataupun style adalah sebenarnya berurusan dengan bentuk luar sesuatu karya seni, sedangkan aliran, faham atau isme lebih menyangkut pandangan atau prinsip yang lebih dalam sifatnya.


1. NATURALISME
Dalam seni rupa aliran naturalisme adalah suatu faham yang memuja kebesaran alam oleh karena itu bagi kaum naturalis tidak mungkinlah untuk melukiskan bagian alam ini yang jelek-jelek. Lukisan naturalistik selalu menggambarkan keindahan alam sehingga natularisme memiliki sifat idealistic.

Naturalisme melukiskan segala sesuatu sesuai dengan nature atau alam nyata, artinya disesuaikan dengan tangkapan mata kita. Basuki Abdullah melukis seorang perawan desa dengan pakaian lusuh justru tampak seperti bidadari. Tokoh Natularisme di Indonesia selain Basuki Abdullah adalah Raden Saleh.

2. REALISME
Realisme adalah suatu aliran yang mempunyai kecenderungan melukiskan segala sesuatu seperti apa adanya, tanpa berusaha mengidealisasi alam, memperbaiki ataupun menyempurnakannya. Bahkan cenderung menampilkan peristiwa-peristiwa kepahitan hidup, seperti kemelaratan, kejorokan dan lain-lainnya.
Pelukis realis, Belinsky, menunjukkan cara dengan: “Carilah objek kesenilukisan dari dunia sekelilingmu; jangan dibagus-baguskan; tangkap semua itu sebagaimana adanya” (Soegeng Toekio dkk, 1987:36). Sudarso mengatakan bahwa dalam menangkap realitas ini seperti apa adanya, tanpa ilusi, dan tanpa bumbu apa-apa (Sudarso, 1990:94).

3. IMPRESSIONISME
Impresionisme adalah suatu bentuk karya seni lukis yang menghadirkan kesan-kesan. Seniman-seniman impresionis hanya melukiskan cahaya yang dipantulkan ke mata, kabur, tanpa fokus atau hanya merupakan kesan suatu objek. Aliran ini timbul sebagai akibat ketidakpuasan terhadap cara-cara melukis seniman akademik (sebutan untuk seniman-seniman realisme cahaya dan bayangan) yang selalu melukis dalam studio.
Seniman-seniman penganut aliran impresionis hanya berpendapat bahwa cahaya dan bayangan tidak selalu tetap, tetapi berubah-ubah sesuai dengan gerakan sumber cahaya (matahari), oleh karena itu mereka tidak mau melukis di dalam studio. Mereka lari ke jalan raya, ke ladang, tepi sungai dan sebagainya. Hasil yang perlu dicatat dari aliran ini ialah dilukiskannya hal-hal yang belum pernah dilukiskan oleh seniman-seniman akademik, misalnya mereka melukiskan kabut-kabut, hujan badai, fatamorgana, gerakan-gerakan satu objek dan lain-lain. Warna-warna yang dipakainyapun menjadi semakin cerah dibandingkan dengan warna yang digunakan seniman akademik yang semakin gelap.


4. ROMANTISME
Romantik, sebagai istilah sejarah kebudayaan Eropa meliputi masa kurang lebih tahun 1795-1840; merupakan reaksi terhadap rasionalisme dan klasisisme. Istilahnya bertalian dengan Romance atau roman. Abad XVII dan XVIII romantik artinya aneh, luar biasa, sebagai dalam roman (Van Hoeve, tt:1186).

Beberapa tanda romantik misalnya, perasaan didahulukan daripada pikiran; yang terasa oleh orang seorang lebih diutamakan dari realisme yang objektif; kaum romantik berpangkal pada fantasi (lamunan); mereka suka berhanyut-hanyut dalam dunia impian, suka melayang-layangkan pikirannya ke zaman lampau sambil berpaling dari keadaan yang nyata (Van Hoeve, tt:1186).

5. Ekspresionisme
Penganut paham ekspresionisme memiliki dalil bahwa “Art is an expression of human feeling” atau seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia. Aliran ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seseorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Perintis aliran ini Benedetto Croce (1866-1952) menyatakan bahwa seni adalah pengungkapan dari kesan-kesan ( art is expression of impresion ). Menurut Croce ekspresi sama dengan intuisi. Intuisi adalah pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui pengkhayalan tentang hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan ( images ) (The Liang Gie, 1976:75).
Ekspresionisme juga didefinisikan sebagai kebebasan distorsi bentuk dan warna untuk melahirkan emosi ataupun sensasi dari dalam yang biasanya dihubungkan dengan kekerasan atau tragedi. Ekspresionisme menjajagi jiwa dan menemukan ‘ Sturm und Drang' dan pancarannya keluar merupakan media yang baik untuk melukiskan emosinya kepada orang lain. Tokoh pelukis Ekspresionisme di Indonesia adalah Affandi (Soegeng Toekio, 1987:40).
Pengungkapan berwujud berbagai gambaran angan-angan misalnya images warna, garis, dan kata. Mengungkapkan bagi seseorang berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar.
Seorang tokoh lain dari aliran ini adalah Leo Tolstoy. Ia berpendapat: “Memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan pelbagai gerak, garis, warna, suara atau bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata, memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang lain mengalami perasaan yang sama, ini adalah kegiatan seni (The Liang Gie, 1976:76).

6. Surrealisme
Para seniman dari kelompok Surrealisme ini berusaha membebaskan diri dari kesadaran pikir, menghendaki kebebasan yang besar sebebas orang yang tengah mimpi dalam menciptakan karya-karyanya; sehingga karya-karya yang dihasilkannyapun nampak aneh dan asing penuh misteri. Teknik yang dipergunakan adalah teknik realistik, karenanya banyak pula orang yang menyebut karya semacam ini dengan istilah ‘Realisme dunia mimpi'. Tokoh-tokohnya antara lain adalah Salvador Dali, sedang di Indonesia dapat disebutkan misalnya Sudibio (Soegeng Toekio, 1987:41-42).
• Fauvisme, memilik arti ‘binatang jalang'. Fauvisme adalah suatu reaksi terhadap metodisme yang lamban dan tidak tepat dalam neo impresionisme Seurat dan Signac. Fauvisme ini tidak berumur panjang namun andilnya sebagai unsur pembebas dalam seni amat besar dan menentukan. Ciri-ciri Fauvisme adalah pada “ketepatan bukan selalu merupakan kebenaran”. Tokoh-tokohnya antara lain adalah Delacroix, David, dan di Indonesia adalah Raden Saleh.

• Kubisme sebagai suatu aliran dalam seni lukis Kubis mempergunakan shape-shape geometri (segi tiga, kubus, dan lain-lain) dalam karya-karyanya, walaupun sebenarnya yang digambarkan adalah figur manusia, binatang, ataupun tumbuh-tumbuhan. Artinya, oleh seniman figur-figur tersebut dipecah-pecah menjadi susunan bentuk-bentuk geometris. Teknik yang digunakan adalah kolase yaitu dengan menempel potongan kertas surat kabar, gambar-gambar poster dan lain-lain. Dilihat secara keseluruhan karya-karya seperti ini mempunyai kesan monumental, statis, kaku dalam keseluruhan komposisinya. Karya-karya kubisme dapat dilihat pada karya Pablo Picasso, yang juga terkenal sebagai Bapak Kubisme dan George Braque.


• Futurisme merupakan aliran yang muncul di Itali tahun 1909 yang mendobrak faham kubisme yang dipandang statis dalam hal komposisi, garis, warna, serta ritmenya). Penganut aliran ini menganggap bahwa kesenian masa lalu telah mati. Futurisme adalah seni untuk masa datang, yang menguasai masa depan. Futurisme mengabdikan diri pada gerak dan memiliki semboyan “Keindahan dalam artinya yang baru adalah bila mobil meluncur bagaikan peluru”. Seekor anjing yang sedang berlari dilukiskan tidak hanya berkaki empat tetapi berkaki banyak.

• Dadaisme sering disebut sebagai aliran yang anti seni (anti dalil dan pengertian seni yang ada), anti perasaan, bahkan cenderung menonjolkan kekerasan serta kejorokan. Hal ini sebenarnya lebih terdorong oleh adanya sikap sinis terhadap segala akibat Perang Dunia I. Karya-karyanya serba aneh seperti halnya menkopi lukisan Monalisa karya Leonardo da Vinci tetapi ditambah kumis. Pispot dari tempat sampah diangkat sebagi karya dan diberi judul untuk dipamerkan.

• Abstraksionisme merupakan aliran dalam seni rupa yang mengungkapkan sesuatu kenyataan yang ada dalam dunia batin seseorang. Karya yang muncul biasanya akan berbeda dengan dunia luar yang nyata; Jadi karya seperti ini bersifat individual/pribadi.


• Optical Art (Op Art) adalah salah satu seni nonobjektif atau nonfiguratif jadi termasuk dalam kelompok seni abstrak. Bentuk susunan shape-shape dengan warna-warna yang cerah diatur sedemikian rapinya, rumit dan berulang-ulang (repetisi). Kita akan tertipu dengan adanya ilusi/kesan gerak, ruang yang seakan-akan berada di ‘dalam' tetapi pada sisi lainnya tampil seolah-olah keluar ruang. Contoh

• Populair Art ( Pop Art ) adalah suatu aliran yang menggunakan benda-benda yang dapat ditemui di sekitar kehidupan kita sebagai objek seninya. Dengan Pop Art ini orang dapat dengan begitu saja mengambil kaleng bekas minuman coca-cola, atau sepiring nasi untuk sarapan, sedikit lebih diatur kemudian dipamerkan sebagai karya patung. Mungkin juga menggunting perangko, gambar bintang film, reklame kemudian disusun diberi pigura dan dipamerkan sebagai karya lukis. Aliran ini muncul pada saat orang telah menjadi bosan dengan seni non objektif/non figuratif. Para seniman Pop Arti ini berusaha kembali mengingatkan orang kepada lingkungan yang telah sekian lama terlupakan melalui karya-karyanya.


RANGKUMAN
Aliran Naturalisme dalam filsafat erat hubungannya dengan realisme bahkan semua penganut naturalisme adalah juga penganut realisme, namun tidak semua penganut realisme adalah penganut naturalisme. Penganut naturalisme berpendapat bahwa satu-satunya dunia yang dapat dipercaya secara empiris ialah dunia eksitensi yang bersifat alami. Makna naturalisme secara khusus ada dua hal yaitu (1) hasil berlakunya hukum alam secara fisik. Misalnya, gerhana matahari merupakan gejala alami/ terjadi karena akibat hukum gerakan benda angkasa. (2) terjadi menurut kodrat dan wataknya sendiri. Misalnya, orang mengatakan: “Secara alami, wajar jika ia berbuat demikian”. Jadi perbuatannya itu sesuai dengan kodrat atau wataknya sendiri
Kesimpulan :

Naturalisme adalah aliran dalam seni rupa yang melukiskan sesuatu sesuai dengan apa yang ada di alam dengan semirip-miripnya.
Naturalisme lebih menekankan pada teknik agar dalam melukiskan obyek lebih persis seperti aslinya.

Realisme adalah suatu aliran yang mempunyai kecenderungan melukiskan segala sesuatu seperti apa adanya, tanpa berusaha mengidealisasi alam, memperbaiki ataupun menyempurnakannya. Bahkan cenderung menampilkan peristiwa-peristiwa kepahitan hidup, seperti kemelaratan, kejorokan dan lain-lainnya.

Kesimpulan :

Realisme adalah aliran dalam seni rupa yang melukiskan sesuatu apa adanya tanpa mengurangi dan menambah.
Realisme lebih menekankan pada tema kehidupan sehari-hari yang wajar.
Impresionisme adalah suatu bentuk karya seni lukis yang menghadirkan kesan-kesan. Seniman-seniman impresionis hanya melukiskan cahaya yang dipantulkan ke mata, kabur, tanpa fokus atau hanya merupakan kesan suatu objek. Aliran ini timbul sebagai akibat ketidakpuasan terhadap cara-cara melukis seniman akademik (sebutan untuk seniman-seniman realisme cahaya dan bayangan) yang selalu melukis dalam studio.

Aliran Romantik memiliki beberapa tanda misalnya, perasaan didahulukan daripada pikiran; yang terasa oleh orang seorang lebih diutamakan dari realisme yang objektif; kaum romantik berpangkal pada fantasi (lamunan); mereka suka berhanyut-hanyut dalam dunia impian, suka melayang-layangkan pikirannya ke zaman lampau sambil berpaling dari keadaan yang nyata.

Para seniman dari aliran Surrealisme berusaha membebaskan diri dari kesadaran pikir, menghendaki kebebasan yang besar sebebas orang yang tengah mimpi dalam menciptakan karya-karyanya; sehingga karya-karya yang dihasilkannyapun nampak aneh dan asing penuh misteri. Teknik yang dipergunakan adalah teknik realistik, karenanya banyak pula orang yang menyebut karya semacam ini dengan istilah ‘Realisme dunia mimpi'. Tokoh-tokohnya antara lain adalah Salvador Dali, sedang di Indonesia dapat disebutkan misalnya Sudibio.